Jumat, 02 Mei 2008

Iman Kepada hari Kiamat


Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuhu
اَلْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
Amma ba'du…
Hadirin sekalian rahimakumullah
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah. Yang telah melimpahkan segala nikmat karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat menunaikan tugas-tugas kita selaku hamba Allah. Shalawat dan salam untuk junjungan kita, nabi besar Muhammad saw. Seorang nabi akhir zaman yang kita cintai dan kita bela agamanya, kita pelihara ajarannya, dan kita amalkan sunnahnya. Semoga kita senantiasa mendapat bimbingan dari Allah agar selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya sampai akhir hayat.
Hadirin sekalian rahimakumullah…
Tentu kita ingat dan masih hapal tentang rukun Iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada rasul-rasul Allah
5. Hari Kiamat
6. Qadha dan qadar Allah
Kewajiban kita selaku orang beriman adalah beriman kepada semua itu, tidak dipisah-pisah dan tidak dipilah-pilah. Tidak boleh seorang mukmin iman kepada salah satu dan ingkar kepada yang lain. Termasuk kewajiban untuk beriman kepada hari Kiamat.
Iman kepada hari Kiamat menuntut kita agar percaya sepenuh hati bahwa kehidupan dunia ini tidaklah kekal abadi. Semua peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan ini tidak ada yang abadi, semuanya fana dan ada masa berakhirnya. Kebahagiaan atau kesusahan, tidak ada yang kekal.
Kehidupan dunia ini akan berakhir dengan apa yang disebut hari Kiamat. Suatu hari dimana bumi dan seisinya akan dihancurkan, langit dibelah, gunung diledakkan, laut dimuntahkan, bintang, planet, semua hancur berantakan. Dengarkan Allah mengisahkan kejadian itu.
èptãÍ‘$s)ø9$# ÇÊÈ $tB èptãÍ‘$s)ø9$# ÇËÈ !$tBur y71u‘÷Šr& $tB èptãÍ‘$s)ø9$# ÇÌÈ tPöqtƒ ãbqä3tƒ â¨$¨Y9$# ĸ#txÿø9$$Ÿ2 Ï^qèZ÷6yJø9$# ÇÍÈ ãbqä3s?ur ãA$t6Éfø9$# Ç`ôgÏèø9$$Ÿ2 Â\qàÿZyJø9$# ÇÎÈ
1. hari kiamat,
2. Apakah hari kiamat itu?
3. tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
4. pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Dengrkan pula cerita yang lain,
#sŒÎ) âä!$yJ¡¡9$# ôNtsÜxÿR$# ÇÊÈ #sŒÎ)ur Ü=Ï.#uqs3ø9$# ôNuŽsYtGR$# ÇËÈ #sŒÎ)ur â‘$ysÎ7ø9$# ôNtÉdfèù ÇÌÈ #sŒÎ)ur â‘qç7à)ø9$# ôNuŽÏY÷èç/ ÇÍÈ
1. apabila langit terbelah,
2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
3. dan apabila lautan menjadikan meluap,
4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
Mungkinkah itu terjadi?
Ya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah…
Allah yang menciptakan alam semesta ini dari tidak ada menjadi ada, maka Allah Maha mampu untuk menghancurkannya
Allah yang membuatkan kehidupan dunia ini maka Allah juga mampu mengakhirinya
Seperti Allah yang menciptakan manusia Allah juga yang mematikan mereka…
Lihatlah tanaman yang hijau dan subur di luar sana, dengan daun-daun yang rindang dan buah-buahan yang segar. Tidakkah pada musim kemarau tanaman itu kering dan layu, bahkan ada yang mati. Lihat pula rumput-rumput itu, kalau tidak ada air yang menyiraminya ia akan kering dan tidak ada wujudnya. Allah yang menumbuhkan tumbuhan, rumput, dan tanaman itu dari tidak ada sama sekali. Maka Allah mampu membinasakannya dan mengembalikannya menjadi tidak ada
Bagi kita orang beriman, kehidupan dunia ini, betapapun menarik dan menyenangkannya, tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Karena kehidupan akhirat lah yang kekal abadi, yang tiada akhir dan kesudahannya.
Oleh karena itu marilah kita tingkatkan iman dan takwa dengan melakukan amal shalih, menuntut ilmu, dan berbuat baik kepada orang lain sebagai bekal kita menghadapi kehidupan hari akhir kelak. Agar kita selamat dan siksa neraka dan berhasil menghuni surga Allah Ta'ala.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf
Wassalamu alaikum warahmatullah wabarakatuhu
(Pidato Ahmad Aqil)

Kamis, 01 Mei 2008

LELAH


Ya Allah
Sejuta noda sepenuh nista
Hampa hempaskan di samodra-Mu
Selaksa cita seonggok harap
Bolehkah hamba labuhkan di dermaga-Mu
Jangan beri hamba koma beri hamba titik
Hamba lelah mengeja bait-bait-Mu
Rabbi
Hamba berenang di keringat sendiri
Hamba mendaki gunung daki
Mencari titik-Mu
Di rongga paus Yunus hamba mencari
Di perahu Hidzir hamba menyisir
Di badai Luth
Di petir
Di haus
Di asap
Asal Kau tidak murka
Hamba tidak peduli